Wednesday, December 13, 2006

Hitunglah perbuatanmu

Pada satu zaman ada seorang raja yang amat zalim.
Hampir setiap orang pernah merasakan kezalimannya itu. Pada suatu ketika, raja zalim ini tertimpa penyakit yang sangat berat. Maka seluruh tabib yang ada pada kerajaan itu dikumpulkan.

Di bawah ancaman pedang, mereka disuruh untuk menyembuhkannya.
Namun sayangnya tidak ada satu tabib pun yang mampu menyembuhkannya.

Hingga akhirnya ada seorang rahib yang mengatakan bahawa penyakit sang raja itu hanya dapat disembuhkan dengan memakan sejenis ikan, yang sayangnya saat ini bukanlah musimnya ikan itu muncul ke permukaan. Betapa gembiranya raja mendengar khabar ini.Meskipun raja menyedari bahwa saat ini bukanlah musim ikan itu muncul ke permukaan namun disuruhnya juga semua orang untuk mencari ikan itu.

Aneh bin ajaib ... walaupun belum musimnya, ternyata ikan itu sangatlah mudah ditemukan.Sehingga akhirnya sembuhlah raja itu dari penyakitnya.

Di lain waktu dan tempat, ada seorang rajayang amat terkenal kebijaksanaannya. Ia sangat dicintai oleh rakyatnya.

Pada suatu ketika, raja yang bijaksana itu jatuh sakit. Ternyata kesimpulan para tabib sama,iaitu ubatnya adalah sejenis ikan tertentu yang saat ini sangat banyak terdapat di permukaan laut. Kerana itu mereka sangat optimis rajanya akan segera pulih kembali.

Tapi apa yang terjadi? Ikan-ikan yang seharusnya banyak dijumpai di permukaan laut itu, tidak ada satu pun yang nampak. Walaupun pihak kerajaan telah mengirimkan para ahli selamnya, tetap saja ikan itu tidak berhasil diketemukan. Sehingga akhirnya raja yang bijaksana itu pun mangkat.

Dikisahkan para malaikat pun kebingungan dengan kejadian itu. Akhirnya mereka menghadap Tuhan dan bertanya,
"Ya Tuhan kami, apa sebabnya Engkau mengirim ikan-ikan itu ke permukaan sehingga raja yang zalim itu selamat, sementara pada waktu raja yang bijaksana itu sakit,
Engkau menyembunyikan ikan-ikan itu ke dasar laut sehingga akhirnya raja
yang baik itu meninggal?

Tuhan pun berfirman,

"Wahai para malaikat-Ku,sesungguhnya raja yang zalim itu pernah berbuat suatu kebaikan. Kerana itu Aku balas kebaikannya itu, sehingga pada waktu dia datang menghadap-Ku,tidak ada lagi kebaikan sedikitpun yang dibawanya. Dan Aku akan tempatkan ia pada neraka yang paling bawah!

Sementara raja yang baik itu pernah berbuat salah kepada-Ku, kerana itu Aku hukum dia dengan menyembunyikan ikan-ikan itu, sehingga nanti dia akan datang menghadap-Ku dengan seluruh kebaikannya tanpa ada sedikit pun dosa padanya, kerana hukuman atas dosanya telah Kutunaikan seluruhnya di dunia!"

Kita dapat mengambil beberapa pelajaran dari kisah ini.

Pelajaran pertama adalah:

Ada kesalahan yang hukumannya langsung ditunaikan Allah di dunia ini juga, sehingga dengan demikian di akhirat nanti dosa itu tidak diperhitungkan-Nya lagi. Keyakinan hal ini dapat menguatkan iman kita apabila sedang tertimpa musibah.

Pelajaran kedua adalah:

Apabila kita tidak pernah tertimpa musibah, jangan terlena.
Jangan-jangan Allah menghabiskan tabungan kebaikan kita.

Keyakinan akan hal ini dapat menjaga kita untuk tidak terbuai dengan lazatnya kenikmatan duniawi sehingga melupakan urusan ukhrowi.

Pelajaran ketiga adalah:

Musibah yang menimpa seseorang belum tentu kerana orang itu telah berbuat keburukan. Keyakinan ini akan dapat mencegah kita untuk tidak berprasangka buruk menyalahkannya, justeru yang timbul adalah keinginan untuk membantu meringankan penderitaannya.

Pelajaran keempat adalah:

Siapa yang tahu maksud Allah? Wallahua'lam bissawab.

Sesungguhnya DIAlah yang Maha Mengetahui akan segala ketetapan yg telah ditentukan buat kita, hambaNYA. Oleh itu jgn sesekali berdendam sesama insan, marah atau mengesali segala dugaan yg dtg menjengah di sepanjang perjalanan hidup kita untuk menemuiNYA. Allah itu Maha Pengampun, Pengasih serta Pemurah.. maka carilah keredhaanNYA agar hidup kita bahagia hingga ke akhir usia di dunia, seterusnya bahagia di akhirat kelak.


Pesan Imam Al-Ghazali, yang dekat itu MATI, yang jauh itu MASA LALU, yang besar itu NAFSU, yang berat itu MEMEGANG AMANAH, yang ringan itu MENINGGALKAN SOLAT, yang tajam itu LIDAH MANUSIA...

0 Comments:

Post a Comment

<< Home